Adanya laporan bahwa Rusia sedang memasang senjata kelas berat di Syiria, telah membuka peluang meletusnya perang dunia ketiga. Dan Rusia benar-benar telah menegaskan dirinya sangat siap jika perang meletus.
Amerika Serikat sendiri sadar benar potensi ancaman Rusia. Dan mereka benar-benar fokus untuk mencegah bangkitnya kekuatan Uni Sovyet atau negara manapun yang bisa menandingi superioritas AS.
Ini adalah opini jurnalis militer terkemuka Brazil Pepe Escobar, yang dimuat di Sputnik News.
Dalam artikelnya yang diterbitkan pada hari Selasa. Kata Escobar, AS telah mulai kehilangan “dominasinya” dalam konflik Suriah. Mereka jelas telah kalah dari pengaruh Rusia di sana.
Washington sekarang mengalami posisi yang sama seperti di Vietnam.
Saat ini AS memiliki lebih dari 50 grup pasukan pemberontak yang dibiayainya bahkan dalam posisi kendali komando langsung. Yang mana AS sangat berkuasa untuk memberi perintah, arahan dan target serangan sesuai kemauanya.
Lalu bakal ada tambahan 200 Pasukan Khusus yang akan segera dikirim
Selain itu, bakal ada tambahan 200 Pasukan Khusus yang akan segera dikirim ke Irak untuk “terlibat dalam pertempuran langsung” terhadap ISIS (alias Daesh, ISIL, IS, Negara Islam), tulis Escobar.
“Perkembangan ini, adalah sebagai untuk kembali terlibat di Irak dan Suriah, semua orang tahu Washington tidak akan pernah melepaskan diri dari Timur Tengah yang kaya minya itu,” lanjut Escobar.
Banyak aliansi di Suriah dan Turki yang membingungkan.
Sampai saat ini, setidaknya ada empat grup koalisi di Suriah, menurut penulis:
1. Adalah “4 + 1” (Rusia, Suriah, Iran, Irak ditambah Hizbullah) – koalisi inilah yang sebenarnya berjuang melawan ISIS;
2. koalisi pimpinan AS yang melibatkan 34 negara;
3. kolaborasi militer langsung antara Rusia dan Perancis;
4. Kelompok militan yang disponsori Saudi yang berideologi “Islam” radikal, salafi-jihadi.
Yang paling misterius adalah posisi Turki
“Dan kemudian ada Turki, yang di bawah pemerintahan Erdogan memainkan permainan ganda demi keuntunganya sendiri,” catat Escobar.
Turki sempat bersitegang dengan Rusia saat menembak jatuh jet tempur Kremlin di perbatasan, aksi ini dianggap heroik oleh NATO dan Amerika Serikat. Lalu setelah terjadi percobaan kudeta militer yang gagal. Turki malah dicaci maki NATO dan Amerika Serikat. Saat itulah Rusia membuka tangan lebar-lebar menawarkan pertemanan pada Turki.
Saat tahu Putin berusaha merayu Erdogan, Obama langsung mengutus Jhon Kerry wakilnya untuk meredakan ketegangan antara Turki dan Amerika dan bersedia mengekstradisi Gullen sang aktor kudeta.
Rusia akan menggunakan senjata nuklir jika diperlukan
Eskalasi hubungan antar aliansi di Suriah sangat panas, terutama setelah gencatan senjata yang gagal antara Rusia dan Amerika Serikat. Malahan, jet-jet tempur Amerika terus menghajar posisi pasukan Bashar Assad di wilayah-wilayah strategis.
Intelijen Rusia telah membaca arah ancaman, bahwa koalisi Amerika dan NATO berencana menggempur kekuatan udara Bashar. Rusia menjawabnya dengan mengaktifkan semua rudal anti udara S300 dan S400. Situasi juga memanas dengan merapatnya lagi Turki ke Amerika.
Belum jelas bagaimana arah hubungan Turki dan Rusia. Tapi Rusia juga bersiap dengan kekuatan penuh laut mediterania dengan kapal-kapal selam rudal nuklir. Bilamana Turki dijadikan senjata boneka oleh NATO dan Amerika untuk menyerang Rusia. Moskwo telah siap membalasnya dengan serangan nuklir ke segala penjuru Eropa Barat.
Salah satu rudal mematikan milik Rusia, SS-18. Pentagon telah melabelinya sebagai rudal ‘Setan’, karena mampu mencapai dan menghancurkan negara bagian New York dalam 18 menit sejak diluncurkan. Rudal SS-18 membawa 10 hulu ledak, masing-masing memiliki kekuatan berkisar 750-1000 kiloton, dan itu sama dengan 1.333 kali lebih besar dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima.
Bagaimana bila Rusia dan Turki melakukan serangan palsu. Turki berpura-pura menyerang Rusia, lalu Rusia membalas serangan itu tidak ke wilayah Turki tapi ke Eropa Barat dan Amerika. Hancurnya Amerika akan membuat Rusia menjadi adidaya dan Turki bisa semakin berkuasa di Eropa.
Kemungkinan yang paling riil adalah, kita akan menyaksikan Suriah menjadi medan perang paling dahsyat antara Rusia melawan Amerika. Sedangkan Turki, akan berjaga di bagian belakang memunguti rampasan perang, berupa minyak murah.
Dan jangan lupa, akhir-akhir ini Rusia telah menguji kesigapan NATO?
Rusia memiliki armada bomber supersonik Tupolev Tu-160s, yang dapat lepas landar dari setiap bagian wilayah dari Rusia, termasuk terbang di atas Kutub Utara, cukup dengan meluncurkan rudal nuklir dari jarak yang aman di atas Atlantik, pesawat itu bisa kembali ke Rusia dan menonton hasil pengebomanya di TV.
Escobar mengklaim bahwa Rusia dapat melumpuhkan hampir semua pangkalan militer NATO dengan senjata nuklir kecil taktis. Dan mengingat fakta bahwa pesawat Rusia telah berkali-kali menguji kesigapan udara NATO selama beberapa bulan terakhir, Moskow sepenuhnya siap untuk skenario serangan Nuklir dan memulai perang dunia ketiga.
0 Comments:
Post a Comment