Kejam, TKI Asal Pekalongan di Hong Kong Alami Pemerkosa Berkali-Kali Hingga Dua Bulan



Haven Street, Hong Kong,  
Ini kunjunganku bersama rombongan untuk pertama kalinya ke shelter Al Istiqomah di kawasan Jordan. 
Dari Heaven Street kami berjalan kaki menuju Station Causeway Bay. Dengan tiket seharga 11 dolar HK, kita bisa menaiki kereta canggih negerinya si Jacky Chan yang lumrah disebut MTR. 

Hanya dua halte saja, tibalah di Station Admiralty, kemudian melanjutkan dengan MTR lain menuju Station Jordan. Tidak sampai 10 menit pun kami telah tiba di tempat tujuan. 

Shelter Al Istiqomah terletak di sebuah gedung kuno, terkesan agak angker, mengingat acapkali ada anak shelter yang mendadak kesurupan. Seorang BMI malah cerita bahwa dirinya acapkali melihat penampakan, apabila sedang menunaikan shalat tahajud. "Pssst, sudahlah, ini malam Jumat jangan cerita hantu," kata temannya mengingatkan. 

Ternyata, Saudara, yang horornya bukan pada hantu, vampire dari daratan Tiongkok, melainkan pada kisah nyata salah seorang penghuninya. Ketika sesi curhatan dibuka, giliran Ita (bukan nama sebenarnya) bersuara, semua yang mendengar langsung tercekam. "Aku pernah bekerja sebagai TKW di Arab Saudi selama empat tahun," tuturnya mengawali."Selama itu baik-baik saja, majikan juga termasuk baik. Aku memutuskan pulang, kemudian mendaftar kembali ke PJTKI untuk bekerja di Hong Kong...." "Apa alasannya, Mbak, meninggalkan Arab Saudi?" tanyaku. "Yah, selain ingin mencari pengalaman, saya kan masih butuh biaya untuk keluarga. Saya punya suami, kerjanya sebagai tukang pengrajin di Jepara. Anak tiga, masih sangat butuh dana untuk sekolah." Masuk ke negeri beton, hanya sebentar di agen, kemudian ditempatkan di sebuah keluarga terdiri dari; suami-istri, dua adik majikan laki-laki dan tiga anak.
Tiap pekan membawa anak yang masih kecil ke rumah nenek, dan bekerja juga di sana. Satu pagi, ketika Ita sedang ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi, mendadak disergap oleh adik majikan. Ketika itulah untuk pertama kalinya Ita dilecehkan alias diperkosa. "Apa tidak bisa melawan?" "Mencoba melawan tentu saja, tapi saya tidak berdaya. Dia lelaki umur 27 tahun, badannya besar dan kuat. Saya dibekap, dicengkeram kuat-kuat, bahkan diancam!" Ibu tiga anak berumur 33 tahun, berparas ayu dan bertubuh bagus ini terus mengeluarkan uneg-unegnya. Bahwa selama dua bulan bekerja di situ, dia tak tahu ini hari apa, tanggal berapa, paling hanya menyadari siang dan malam saja. Semua yang mendengar semakin tercekam, ketika mendengar bagian pelecehan seksual yang dialaminya. Ketika dia kelelahan dan sedang duduk, ini kejaidannya di rumah nenek majikan, sementara sang nenek dan cucu sedang tertidur di kamar, tioba-tiba si Dajal itu pulang kerja dan telah berada di rumah itu pula.


BACA JUGA =


"Saya ketiduran sebentar dan tersentak karena itu anunya sudah menempel di mukaku. Dia memaksa agar saya mengemutnya..." Seorang relawan di sebelahku menehan mual dan nyaris muntah. Terpaksa aku menghentikannya, agar tidak melanjutkan detail pelecehannya tersebut, tetapi lebih ke proses berhasil minggatnya. Sesaat dilecehkan yang ke-7 kalinya (kejadiannya selalu pagi) hanya sekali saat di rumah nenek majikan pada malam hari, Ita berhasil membawa bukti berupa sperma si Dajal, dimasukkan ke botol serta bajunya. Kemudian Ita berlari dan menuju kantor polisi. Prosesnya segera ditangani pihak yang berwajib, tetapi ini masih akan berlangsung lama, bisa saja berbulan-bulan. Dua kasus yang membelitnya yakni; kabur dari rumah majikan, tidak pernah diberi libur sebagai haknya dan dilecehkan secara seksual. "Sudah sebulan di shelter, dia baru mau terbuka sekarang," bisik seorang temannya."Baru akan meeting atau dipertemukan dnegan majikan minggu depan." "Apakah pihak KJRI tahu hal ini?" tanyaku. Ita menggeleng."Saya langsung melapor ke Labour, ditangani oleh Cristian Action. 
Sama sekali tidak ada apa-apanya dengan KJRI," ujar perempuan asli Pekalongan ini  sambil menerawang hampa.

sumber = kompasiana.com

Updated: April 07, 2016

0 Comments:

Post a Comment