Kasus gancet yang terjadi di Kenya masih mengejutkan dunia.
Apalagi, pasangan lelaki dan perempuan yang bercinta sampai gancet di sebuah hotel itu tertangkap kamera dan menyebar secara viral.
Mereka harus dikeluarkan dari kamar hotel untuk dibawa ke rumah sakit.
Sehingga, kegancetan mereka diketahui banyak orang.
Sebenarnya, kaswus gancet juga sering terjadi di Indonesia.
Bahkan, beberapa kasus ini menyebabkan kematian.
Gancet atau penis captivus adalah kasus di mana alat kelamin pria tidak bisa keluar dari alat kelamin wanita.
Secara medis, ini memang sangat mungkin terjadi karena kelamin wanita menyusut atau vaginimus.
Vaginismus merupakan kasus kekejangan tidak normal pada otot di sepertiga bagian luar alat kelamin wanita.
Kekejangan itu bisa karena ketakutan, panik, takut hamil, penyakit kelamin, kotor, takut dosa dan sebagainya.
Si wanita menganggap hubungan seks sesuatu yang negatif atau menakutkan. Sehingga, kasus ini bisa terjadi akibat fisik maupun psikis.
Ada pula kepercayaan bahwa gancet karena kutukan atau santet.
Di suku tertentu, seorang suami memasang rajah doa-doa untuk menjaga kesetiaan sang istri.
Kepercayaannya, jika si istri menyeleweng, maka akan terjadi kasus gancet.
Kasus di Kenya itu bukan yang pertama. Sebelumnya pada November 2016 juga terjadi kasus yang sama.
Waktu itu, tiba-tiba di dari sebuah pondok ada teriakan seorang perempuan.
Ketika masyarakat masuk ke pondok tersebut, ternyata wanita itu sedang bercinta dan tak bisa lepas alias gancet.
Masyarakat kemudian memanggil dukun untuk melepaskan pasangan tersebut.
Pada 2012, kasus yang sama terjadi di Nairobi, Kenya.
Pasangan selingkuh terjebak gancet hingga akhirnya suami si wanita mengetahuinya.
Mereka akhirnya dipisahkan oleh dukun dan lelaki peselingkuh itu harus membayar ganti rugi kepada suami wanita itu sebesar 14 poundsterling.
Namun, kasus penis captivus juga bisa terjadi pada pasangan suami-istri.
Kasus ini terjadi di Inggris pada 1947 dan ditangani oleh Dr Brendan Musgrave di Royal Isle of Wight County Hospital dan dilaporkan oleh The British Medical Journal.
Kasus mati gancet
Sedangkan kasus mati karena gancet terakhir terjadi di sebuah kota di China pada awal 2016.
Seorang lelaki tua mati saat bercinta dengan wanita penghibur dalam posisi gancet.
Keduanya kemudian dibawa ke rumah sakit untuk diposahkan.
Informasi ini sempat tertutup dan rumah sakit tak mau memberi keterangan.
Namun, banyak saksi yang menyatakan bahwa mereka gancet dan si pria tua dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Kasus mati karena gancet banyak dikabarkan di berbagai daerah, termasuk di Indonesia.
Namun, banyak pula yang hanya hoax, sebagian kabar yang belum terkonfirmasi.
Berikut beberapa kabar kabur soal mati gancet di Indonesia
1. Mati gancet Karawang
Yang paling terkenal adalah kasus mati karena gancet di karawang.
Berita ini bahkan menyebar di media sosial dan disertai gambar.
Ternyata, kabar ini hanya hoax dan foto mayat gancet dalam bungkusan hanya rekayasa dari adegan sebuah film Indonesia.
2. Mati gancet di Klaten
Pada akhir 2012 silam, muncul kabar bahwa ada sepasang kekasih mati gancet di Sendang Sumur Gumuling, Dukuh Bendungan, Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten.
Namun, berita ini tak jelas dan kepala desa setempat membantah adanya kasus itu.
3. Mati gancet di Kebun Raya Bogor
Pada tahun 90-an, muncul isu bahwa ada pasangan kekasih gancet saat bercinta di Kebun Raya Bogor.
Kabarnya, sepasang mahasiswa yang melakukan zina harus disuntik mati untuk dipisahkan.
Kabar ini juga tak jelas juntrungnya, tapi sempat menggegerkan masyarakat.
4. Mati gancet di Gorontalo
Kabar menghebohkan soal gancet datang dari Gorontalo, Sulawesi.
Dari mulut ke mulut dikabarkan, seorang wanita berusia 30 tahun melakukan hubungan intim dengan anaknya yang berusia 15 tahun.
Dikabarkan, pasangan ini mencoba bertahan beberapa hari.
Namun, mereka akhirnya menyerah dan diatasi tim medis.
Sayang, kondisi mereka sudah telanjur melemah dan akhirnya meninggal dunia.
Tak ada keterangan resmi dari rumah sakit atau kepolisian, tapi kabar ini sempat menyebar dan ramai.
Sumber:
0 Comments:
Post a Comment