Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto.Istimewa
JAKARTA - Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto, digadang-gadang bakal jadi kandidat terkuat Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya (Golkar), menggantikan Setya Novanto, saat pelaksanaan Musyawarah Besar Luar Biasa (Munaslub).
Airlangga sendiri diketahui pernah ikut dalam kontes pemilihan Ketua Umum Partai Golkar saat Munas Partai Golkar di Bali, Mei 2016 lalu. Turut bersaing waktu itu Mahyuddin, Priyo Budi Santoso, Ade Komaruddin, dan Azis Syamsuddin. Tapi mereka tersingkir oleh Setya Novanto.
Sebagai informasi, Airlangga Hartarto pernah tercatat sebagai Ketua Asosiasi Emiten Indonesia periode 2005-2008 dan Wakil Bendahara Partai Golkar periode 2004-2009.
Pria kelahiran Surabaya, 1 Oktober 1962 ini pun tercatat dua kali melaporkan harta kekayaannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berdasarkan data dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara ( LHKPN), Airlangga melaporkan hartanya pada 21 Desember 2006 dan 2 November 2009.
Pada laporan 21 Desember 2006, Airlangga memiliki harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp12.716.553.000. Harta bergerak sebesar Rp500 juta, logam mulia Rp550 juta, surat berharga ada 25 buah senilai Rp19.300.367.000. Total harta yang dimiliki sebesar Rp33.639.290.000 dan US$40.000.
Sementara itu, ada pelaporan 2 November 2009, harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan di Manado, Jakarta Selatan, Gianyar, Melbourne, dan Bogor yang dia miliki senilai Rp19.426.600.600.
Harta bergerak, seperti alat transportasi mobil Alphard, Land Rover, senilai Rp1.430.000.000, logam mulia Rp550 juta, surat berharga Rp24.797.778.500. Total harta Rp46.390.867.653 dan US$40.000.
(Ry)
JAKARTA - Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto, digadang-gadang bakal jadi kandidat terkuat Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya (Golkar), menggantikan Setya Novanto, saat pelaksanaan Musyawarah Besar Luar Biasa (Munaslub).
Airlangga sendiri diketahui pernah ikut dalam kontes pemilihan Ketua Umum Partai Golkar saat Munas Partai Golkar di Bali, Mei 2016 lalu. Turut bersaing waktu itu Mahyuddin, Priyo Budi Santoso, Ade Komaruddin, dan Azis Syamsuddin. Tapi mereka tersingkir oleh Setya Novanto.
Sebagai informasi, Airlangga Hartarto pernah tercatat sebagai Ketua Asosiasi Emiten Indonesia periode 2005-2008 dan Wakil Bendahara Partai Golkar periode 2004-2009.
Pria kelahiran Surabaya, 1 Oktober 1962 ini pun tercatat dua kali melaporkan harta kekayaannya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berdasarkan data dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara ( LHKPN), Airlangga melaporkan hartanya pada 21 Desember 2006 dan 2 November 2009.
Pada laporan 21 Desember 2006, Airlangga memiliki harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp12.716.553.000. Harta bergerak sebesar Rp500 juta, logam mulia Rp550 juta, surat berharga ada 25 buah senilai Rp19.300.367.000. Total harta yang dimiliki sebesar Rp33.639.290.000 dan US$40.000.
Sementara itu, ada pelaporan 2 November 2009, harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan di Manado, Jakarta Selatan, Gianyar, Melbourne, dan Bogor yang dia miliki senilai Rp19.426.600.600.
Harta bergerak, seperti alat transportasi mobil Alphard, Land Rover, senilai Rp1.430.000.000, logam mulia Rp550 juta, surat berharga Rp24.797.778.500. Total harta Rp46.390.867.653 dan US$40.000.
(Ry)
0 Comments:
Post a Comment