Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD. FOTO: RILIS.ID/Indra Kusuma
JAKARTA — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan, kasus hukum yang melibatkan Ketua DPR RI Setya Novanto menjadi ujian berat bagi bangsa ini. Apakah Negara mampu bertindak tegas menegakkan hukum terhadap orang kuat, yang diduga kuat melakukan tindakan pelanggaran hukum, atau justru lemah.
“Kalau ingin menjaga republik ini, Negara tidak boleh kalah oleh penjahat,” ujar Mahfud saat memberikan sambutan dalam kegiatan Refleksi Hari Pahlawan yang dilaksanakan oleh DPP Ikatan Keluarga Madura (IKAMA), di Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (21/11/2017) malam.
Pakar hukum tata negara itu menegaskan, agar negara ini tetap utuh, maka tugas kita dalam menjaganya adalah dengan menegakkan hukum dan keadilan. Karena menurutnya, dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia, semegah apa pun suatu negara, akan hancur karena ketidakadilan.
Mahfud kemudian mencontohkan, kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya di Nusantara, seperti Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dsb., mereka hancur lantaran ketidakadilan. Begitu pun negara Islam di Cordoba, sesudah 600 tahun berkuasa, juga hancur karena ketidakadilan. Tak terkecuali bangsa Mesir, Romawi, maupun Persia.
“Hancurnya bangsa-bangsa besar terdahulu, seperti Mesir, Romawi, ataupun Persia, karena kalau ada orang kecil bersalah langsung dihukum, tapi orang kuat bersalah tidak dihukum. Itu karena negara takut,” tuturnya.
Maka itu, kata Mahfud, orang yang mempermainkan hukum, harus ditindak tegas. Sebab, menurutnya, mereka sejatinya adalah pengkhianat.
“Karena dengan mempermainkan hukum, itu akan menghancurkan negara, berarti mengkhianati kemerdekaan, mengkhianati negara yang sudah merdeka ini. Itu saja sebenarnya kuncinya, kalau negara ini mau maju,” tandasnya.
(Ry)
JAKARTA — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan, kasus hukum yang melibatkan Ketua DPR RI Setya Novanto menjadi ujian berat bagi bangsa ini. Apakah Negara mampu bertindak tegas menegakkan hukum terhadap orang kuat, yang diduga kuat melakukan tindakan pelanggaran hukum, atau justru lemah.
“Kalau ingin menjaga republik ini, Negara tidak boleh kalah oleh penjahat,” ujar Mahfud saat memberikan sambutan dalam kegiatan Refleksi Hari Pahlawan yang dilaksanakan oleh DPP Ikatan Keluarga Madura (IKAMA), di Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (21/11/2017) malam.
Pakar hukum tata negara itu menegaskan, agar negara ini tetap utuh, maka tugas kita dalam menjaganya adalah dengan menegakkan hukum dan keadilan. Karena menurutnya, dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia, semegah apa pun suatu negara, akan hancur karena ketidakadilan.
Mahfud kemudian mencontohkan, kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya di Nusantara, seperti Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dsb., mereka hancur lantaran ketidakadilan. Begitu pun negara Islam di Cordoba, sesudah 600 tahun berkuasa, juga hancur karena ketidakadilan. Tak terkecuali bangsa Mesir, Romawi, maupun Persia.
“Hancurnya bangsa-bangsa besar terdahulu, seperti Mesir, Romawi, ataupun Persia, karena kalau ada orang kecil bersalah langsung dihukum, tapi orang kuat bersalah tidak dihukum. Itu karena negara takut,” tuturnya.
Maka itu, kata Mahfud, orang yang mempermainkan hukum, harus ditindak tegas. Sebab, menurutnya, mereka sejatinya adalah pengkhianat.
“Karena dengan mempermainkan hukum, itu akan menghancurkan negara, berarti mengkhianati kemerdekaan, mengkhianati negara yang sudah merdeka ini. Itu saja sebenarnya kuncinya, kalau negara ini mau maju,” tandasnya.
(Ry)
0 Comments:
Post a Comment